How I Deal with Body Shaming
Sebagai orang yang gampang jerawatan, aku udah nggak asing lagi sama body shaming. Mulai dari “loh sekarang jerawatan”, “kok jerawatan sih? Dulu nggak separah ini kayaknya” sampe pertanyaan yang bikin cringe maksimal kayak “gimana rasanya jerawatan?” (Ya menurut lo aja kali yyyyy!) udah pernah aku denger. Secara sederhana, body shaming adalah memberikan komentar negatif terhadap bentuk fisik seseorang. Menurutku, body shaming tentu ada hubungannya sama standar kecantikan yang udah melekat erat dalam masyarakat karena body shaming terjadi ketika seseorang melihat orang lain yang menurutnya nggak memenuhi standar kecantikan yang ada dalam masyarakat atau yang ada dalam pikirannya.
Contohnya aja nih ya, aku kadang kena body shaming waktu jerawatan, kenapa? Simply karena mereka yang melakukan body shaming itu nggak menganggap seseorang yang jerawatan itu cantik (padahal menurutku orang jerawatan atau engga tuh tetep aja cantik!). Aku punya temen yang emang dia cantik banget, yang mungkin emang masuk ke standar kecantikan masyarakat: tinggi semampai, berat badannya ideal, have a clear skin, rambut panjang hitam. Pas kita lagi ngebahas tentang body shaming, ada yang nanya ke dia “pernah nggak sih dikomentarin yang jelek-jelek tentang penampilan?” dia jawab nggak pernah. Balik lagi, mungkin karena dia emang masuk ke dalam standar kecantikan yang udah merekat di masyarakat.
Dalam kasusku, body shaming dilakukan oleh seseorang yang nggak terlalu dekat atau orang dekat yang udah lama nggak ketemu, misalnya keluarga atau teman yang ketemu satu atau dua kali dalam setahun karena tempat tinggalnya jauhan. Tapi sayangnya, dilansir dari akun instagram @thistemporary, body shaming yang dialami sebagian besar orang justru datang dari orang terdekatnya seperti keluarga, sahabat, atau bahkan pacar yang seharusnya dapat menjadi zona nyaman masing-masing.
Lalu, gimana sih cara ngatasin body shaming dari perspektif sebagai korban maupun pelaku? Buatku, cara ngatasin body shaming saat aku menjadi target atau korbannya adalah dengan berpikir positif. Anggap aja orang yang melakukan body shaming tersebut sebenarnya cuma ingin menyampaikan saran atau ingin kita mempunyai penampilan fisik yang lebih baik lagi, tapi cara penyampaiannya salah. Dengan berpikir positif kita nggak akan berlarut-larut dengan emosi marah atau sedih karena ngerasa dihina secara fisik dan justru menjadikannya motivasi biar bisa jadi lebih baik lagi. Karena pada dasarnya, kita nggak bisa mengatur pikiran dan ucapan orang lain, selain diri sendiri.
Sedangkan cara ngatasin body shaming dari perspektif sebaliknya adalah dengan berpikir sebelum berbicara. Selalu pikirin perasaan dan reaksi lawan bicara sebelum kita mengatakan sesuatu. Lalu, posisikan diri kita di sudut pandang lawan bicara kita. Pikirkan lah kalau kita jadi mereka, apa kita bakal senang dengar ucapan tersebut? Dan yang paling penting, jangan termakan standar kecantikan yang ada dalam masyarakat, inget kalo semua perempuan itu cantik. Yuk, mulai sekarang stop melakukan body shaming!
Photo cover by Scott Webb on Unsplash
1 komentar
Thanks for sharing your thoughts with us! Ini topik yang menurutku agak jarang dibahas sama beauty blogger, padahal topik ini sangat penting, apalagi untuk kalangan wanita. Aku setuju banget untuk selalu berfikiran positive saat menjadi target body shaming, karena balik lagi juga kita nggak akan pernah bisa mengkontrol pikiran orang lain. Dan tips dari aku personally, menurutku ada baiknya juga untuk kita untuk value ourselves dan know our worth. Dengan begitu, saat kita ditargetkan menjadi korban body shaming, we wouldn't even bother to listen to them! Karena menurutku semua bentuk badan itu indah, nggak ada yg perfect, that's why self love is important :)
ReplyDeletehttp://www.reveriends.com/